Jumat, 18 November 2011
puisi cinta cah bio,,,,
Untuk seseorang yang berada di sana…
Sintesis ligandmu terlalu cepat…
Deteksi sinyal reseptorku tak mampu menahanmu melewati plasma membrane tuk proses transduksi…
Cascade reaction yang terjadi mengaktifasi proenzim dalam selku…
Tapi, tak kan kubiarkan protein kinase yang tlah kau aktifkan mengikat gugus fosfat cinta dalam hatiku…
Dan kupastikan saat ini tak ada respon dari sel hatiku…
…
Dirimu mungkin seperti purple bacteria yang masuk dalam sel eukariota hatiku…
Tapi kumohon… tidak untuk saat ini…
Jangan lagi lepaskan ligandmu secara langsung… seolah-olah reseptorku autokrine darimu…
Biarkan kusembunyikan gelombang elektromagnetik yang t’lah sampai padaku diantara himpitan nukleosom DNAku…
Bahkan jikalau mungkin, ingin ku simpan dalam barisan asam amino yang membentuk untaian double helix di tubuhku…
Hingga saat masa meosis tiba…
Gelombang-gelombang dalam lengan kromatinku kan turut memendek dan menebal…
Sebuah puncak interfensi maksimum…
Dan saat itu kuharap… reseptorku telah siap menerima ligandmu kembali…
Kamis, 17 November 2011
Rabu, 16 November 2011
klasifikasi daun
Susunan Tulang Daun
Tulang daun berdasarkan besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam, yaitu:
a) Ibu tulang daun (costa),
b) Tulang-tulang cabang (nervus lateralis), dan
c) Urat-urat daun (vena).
![]() |
Gambar: Jenis-jenis tulang daun |
Bentuk
tulang daun bermacam-macam, antara lain, menyirip, melengkung, menjari,
dan sejajar. Bentuk-bentuk tulang daun yang sering dijumpai di Kebun
Buah Mangunan, yaitu:
a. Menyirip (penninervis)
Tulang
daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan, tersusun rapi
mulai dari tangkai daun hingga ujung dari helai daun. Daun dengan
susunan tulang daun menyirip dapat kita jumpai pada kuweni (Mangifera odorata), durian (Durio zibethinus Murr), belimbing manis (Averrhoa carambola L), jambu dersono (Syzygium malaccense), jambu biji (Psidium guajava L.), jambu mete (Anacardium occidentale L.), dan lain-lain.
b. Menjari (palminervis)
Tanaman
ini mempunyai satu tulang daun yang besar dan bentuknya seperti
jari-jari tangan manusia. Daun dengan susunan tulang daun menjari dapat
kita jumpai pada daun papaya (Carica papaya).
c. Sejajar (rectinervis)
Biasanya
terdapat pada daun-daun bangun garis dan bangun pita, yang mempunyai
satu tulang ditengah yang besar membujur daun, sedang tulang-tulang
lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua mempunyai arah sejajar
dengan ibu tulangnya tadi. Contoh tumbuhan berbiji di Kebun Buah
Mangunan yang memiliki tulang daun rectinervis adalah Zea mays.![]() |
Gambar : Tulang daun sejajar pada daun Zea mays |
Daun klasifikasi
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun.
Fungsi daun :
* sebagai alat pengambilan zat-zat makanan (resorbsi).
* sebagai alat pengolahan zat-zat makanan (asimilasi).
* penguapan air (transpirasi).
* pernafasan (respirasi).
Bagian-Bagian Daun
1. Daun Lengkap
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut :
* Upih dau atau pelepah daun (vagina),
* Tangkai daun (petiolus)
* Helaian daun (lamina)
Contoh daun lengkap terdapat pada pohon pisang (Musa paradisiaca L).
2. Daun tidak lengkap
Daun tidak lengkap adalah daun yang hanya terdiri atas satu atau dua dari bagian-bagian daun (pelepah, tangkai, helaian daun).Mengenai susunan daun tidak lengkap ada beberapa kemungkinan :
* Daun Bertangkai yaitu daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Contoh : Nangka (Artocarpus integra Merr).
* Daun Berupih/ Berpelepah yaitu daun yang terdiri atas upih dan helaian. Contoh Jagung (Zea mays L).
* Daun duduk yaitu hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan batang sehingga helaian langsung melekat atau duduk pada batang. Contoh : Biduri (Calotropis gigantea R. Br.)
* Daun memeluk batang yaitu daun yang hanya terdiri atas helaian saja tetapi pangkalnya melebar sehingga pangkal daun terlihat seperti memeluk batang. Contoh pada tempuyung (Sonchus oleraceus L).
* Helaian daun semu /palsu yaitu daun hanya terdiri atas tangkai saja, tetapi tangkainya tadi menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun.
Contoh pada pohon Acacia auriculiformis A. Cunn.
Bentuk Daun (Circumscriptio)
Berdasarkan letak bagian daun yang melebar dapat dibedakan 4 golongan daun yaitu daun dengan :
1. Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun.
2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian daun.
3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun.
4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung hampir sama lebarnya.
BAGIAN YANG TERLEBAR BERADA Di TENGAH-TENGAH HELAIAN DAUN
Jika demikian keadaanya, maka akan kita jumpai kemungkinan bentuk daun seperti berikut :
* Bentuk daun Bulat/Bundar (orbicularis). Sering dijumpai pada teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce).
* Bentuk daun bangun perisai (peltatus). Contoh pada daun jarak.
* Bentuk daun Jorong (ovalis atau ellipticus). Contoh pada daun nangka (Artocarpus integra Merr)
* Bentuk daun memanjang (oblongus). Contoh pada daun srikaya (Annona squamosa L.)
* Bentuk daun bangun lanset (lanceolatus). Contoh pada daun kamboja (Plumiera acuminata Ait.) dan pada daun oleander (Nerium oleander L.).
BAGIAN YANG TERLEBAR TERDAPAT DI BAWAH TENGAH-TENGAH HELAIAN DAUN
Daun yang mempunyai bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah helaian daunnya dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
A. Pangkal daunnya tidak bertoreh.
* Bentuk daun bulat telur (ovatus). Contohnya pada daun cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
* Bentuk daun segitiga (triangularis). Contohnya pada bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L.)
* Bentuk daun delta (deltoideus). Contohnya pada daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook. et Arn.)
* Bentuk daun belah ketupat (rhomboideus). Contohnya pada daun bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.).
B. Pangkal daunnya bertoreh atau berlekuk.
* Bentuk daun jantung (cordatus). Contohnya pada daun waru (Hibiscus tiliaceus L.)
* Bentuk daun ginjal atau kerinjal (reniformis). Contohnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.),
* Bentuk daun anak panah (sagittatus). Contohnya pada daun enceng (Sagittaria sagittifolia L.),
* Bentuk daun tombak (hastatus). Contohnya pada daun wewehan (Monochoria hastata Solms),
* Bentuk daun bertelinga (auriculatus). Contohnya pada daun tempuyung (Sonchus asper Vill.).
BAGIAN YANG TERLEBAR TERDAPAT DI ATAS TENGAH-TENGAH HELAIAN DAUN
Dalam hal yang sedemikian kemungkinan bentuk daun (bangun daun) yang dapat kita jumpai adalah
* Bangun bulat telur sungsang (obovatus). Contohnya pada daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub.),
* Bangun jantung sungsang (obcordatus). Contohnya pada daun sidaguri (Sida retusa L.)
* Bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus). Contohnya pada anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.)
* Bangun sudip /spatel/solet. Contohnya pada daun lobak Raphanus sativus L.).
TIDAK ADA BAGIAN YANG TERLEBAR ATAU DARI PANGKAL SAMPAI UJUNG HAMPIR SAMA LEBAR
Dalam kelompok ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjangnya daun.
* Bangun garis (linearis). Contohnya pada daun jenis rumput-rumputan (Gramineae).
* Bangun pita (ligulatus). Contohnya pada daun jagung (Zea mays L.),
* Bangun pedang (ensiformis). Contohnya pada daun nanas sebrang (Agave sisalana Perr., Agave cantala Roxb.),
* Bangun paku atau dabus (subulatus). Contohnya pada daun Araucaria cunninghamii Ait.),
Fungsi daun :
* sebagai alat pengambilan zat-zat makanan (resorbsi).
* sebagai alat pengolahan zat-zat makanan (asimilasi).
* penguapan air (transpirasi).
* pernafasan (respirasi).
Bagian-Bagian Daun
1. Daun Lengkap
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut :
* Upih dau atau pelepah daun (vagina),
* Tangkai daun (petiolus)
* Helaian daun (lamina)
Contoh daun lengkap terdapat pada pohon pisang (Musa paradisiaca L).
2. Daun tidak lengkap
Daun tidak lengkap adalah daun yang hanya terdiri atas satu atau dua dari bagian-bagian daun (pelepah, tangkai, helaian daun).Mengenai susunan daun tidak lengkap ada beberapa kemungkinan :
* Daun Bertangkai yaitu daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Contoh : Nangka (Artocarpus integra Merr).
* Daun Berupih/ Berpelepah yaitu daun yang terdiri atas upih dan helaian. Contoh Jagung (Zea mays L).
* Daun duduk yaitu hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan batang sehingga helaian langsung melekat atau duduk pada batang. Contoh : Biduri (Calotropis gigantea R. Br.)
* Daun memeluk batang yaitu daun yang hanya terdiri atas helaian saja tetapi pangkalnya melebar sehingga pangkal daun terlihat seperti memeluk batang. Contoh pada tempuyung (Sonchus oleraceus L).
* Helaian daun semu /palsu yaitu daun hanya terdiri atas tangkai saja, tetapi tangkainya tadi menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun.
Contoh pada pohon Acacia auriculiformis A. Cunn.
Bentuk Daun (Circumscriptio)
Berdasarkan letak bagian daun yang melebar dapat dibedakan 4 golongan daun yaitu daun dengan :
1. Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun.
2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian daun.
3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun.
4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung hampir sama lebarnya.
BAGIAN YANG TERLEBAR BERADA Di TENGAH-TENGAH HELAIAN DAUN
Jika demikian keadaanya, maka akan kita jumpai kemungkinan bentuk daun seperti berikut :
* Bentuk daun Bulat/Bundar (orbicularis). Sering dijumpai pada teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce).
* Bentuk daun bangun perisai (peltatus). Contoh pada daun jarak.
* Bentuk daun Jorong (ovalis atau ellipticus). Contoh pada daun nangka (Artocarpus integra Merr)
* Bentuk daun memanjang (oblongus). Contoh pada daun srikaya (Annona squamosa L.)
* Bentuk daun bangun lanset (lanceolatus). Contoh pada daun kamboja (Plumiera acuminata Ait.) dan pada daun oleander (Nerium oleander L.).
BAGIAN YANG TERLEBAR TERDAPAT DI BAWAH TENGAH-TENGAH HELAIAN DAUN
Daun yang mempunyai bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah helaian daunnya dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
A. Pangkal daunnya tidak bertoreh.
* Bentuk daun bulat telur (ovatus). Contohnya pada daun cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
* Bentuk daun segitiga (triangularis). Contohnya pada bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L.)
* Bentuk daun delta (deltoideus). Contohnya pada daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook. et Arn.)
* Bentuk daun belah ketupat (rhomboideus). Contohnya pada daun bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.).
B. Pangkal daunnya bertoreh atau berlekuk.
* Bentuk daun jantung (cordatus). Contohnya pada daun waru (Hibiscus tiliaceus L.)
* Bentuk daun ginjal atau kerinjal (reniformis). Contohnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.),
* Bentuk daun anak panah (sagittatus). Contohnya pada daun enceng (Sagittaria sagittifolia L.),
* Bentuk daun tombak (hastatus). Contohnya pada daun wewehan (Monochoria hastata Solms),
* Bentuk daun bertelinga (auriculatus). Contohnya pada daun tempuyung (Sonchus asper Vill.).
BAGIAN YANG TERLEBAR TERDAPAT DI ATAS TENGAH-TENGAH HELAIAN DAUN
Dalam hal yang sedemikian kemungkinan bentuk daun (bangun daun) yang dapat kita jumpai adalah
* Bangun bulat telur sungsang (obovatus). Contohnya pada daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub.),
* Bangun jantung sungsang (obcordatus). Contohnya pada daun sidaguri (Sida retusa L.)
* Bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus). Contohnya pada anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.)
* Bangun sudip /spatel/solet. Contohnya pada daun lobak Raphanus sativus L.).
TIDAK ADA BAGIAN YANG TERLEBAR ATAU DARI PANGKAL SAMPAI UJUNG HAMPIR SAMA LEBAR
Dalam kelompok ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjangnya daun.
* Bangun garis (linearis). Contohnya pada daun jenis rumput-rumputan (Gramineae).
* Bangun pita (ligulatus). Contohnya pada daun jagung (Zea mays L.),
* Bangun pedang (ensiformis). Contohnya pada daun nanas sebrang (Agave sisalana Perr., Agave cantala Roxb.),
* Bangun paku atau dabus (subulatus). Contohnya pada daun Araucaria cunninghamii Ait.),
glbb
lurus berubah beraturan (GLbb) diartikan sebagai gerak benda
dalam lintasan lurus dengan percepatan tetap. Yang dimaksudkan dengan
percepatan tetap adalah perubahan kecepatan gerak benda yang berlangsung secara
tetap dari waktu ke waktu. Mula-mula dari keadaan diam, benda mulai bergerak,
semakin lama semakin cepat dan kecepatan gerak benda tersebut berubah secara
teratur. Perubahan kecepatan bisa berarti tejadi pertambahan kecepatan atau
pengurangan kecepatan. Pengurangan kecepatan terjadi apabila benda akan
berhenti. dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap. Pada pembahasan ini
kita tidak menggunakan istilah perlambatan untuk benda yang mengalami
pengurangan kecepatan secara teratur. Kita tetap menamakannya percepatan, hanya
nilainya negatif. Jadi perlambatan sama dengan percepatan yang bernilai negatif.
Dalam
kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak lurus
berubah beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik
ketika hendak bergerak dari keadaan diam maupun ketika hendak berhenti.
walaupun demikian, banyak situasi praktis terjadi ketika percepatan
konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah
terhadap waktu (ingat bahwa yang dimaksudkan di sini adalah percepatan
tetap, bukan kecepatan tetap. Beda lho….).
Penurunan
Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Rumus dalam
fisika sangat membantu kita dalam menjelaskan konsep fisika secara singkat dan
praktis. Jadi cobalah untuk mencintai rumus, he2…. Dalam fisika, anda tidak
boleh menghafal rumus. Pahami saja konsepnya, maka anda akan mengetahui dan
memahami cara penurunan rumus tersebut. Hafal rumus akan membuat kita cepat
lupa dan sulit menyelesaikan soal yang bervariasi….
Sekarang
kita coba menurunkan rumus-rumus dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
Pahami perlahan-lahan ya….
Pada
penjelasan di atas, telah disebutkan bahwa dalam GLBB, percepatan benda tetap
atau konstan alias tidak berubah. (kalau di glb, yang tetap adalah kecepatan). Nah, kalau percepatan benda tersebut
tetap sejak awal benda tersebut bergerak, maka kita bisa mengatakan bahwa
percepatan sesaat dan percepatan rata-ratanya sama. Bisa ya ? ingat bahwa
percepatan benda tersebut tetap setiap saat, dengan demikian percepatan
sesaatnya tetap. Percepatan rata-rata sama dengan percepatan sesaat karena baik
percepatan awal maupun percepatan akhirnya sama, di mana selisih antara
percepatan awal dan akhir sama dengan nol.
Jika sudah
paham, sekarang kita mulai menurunkan rumus-rumus alias persamaan-persamaan.
Pada
pembahasan mengenai percepatan, kita telah menurunkan persamaan/rumus
percepatan rata-rata, di mana
t0 adalah waktu awal ketika benda
hendak bergerak, t adalah waktu akhir. Karena pada saat t0
benda belum bergerak maka kita bisa mengatakan t0 (waktu
awal) = 0. Nah sekarang persamaan berubah menjadi :
Satu masalah
umum dalam GLBB adalah menentukan kecepatan sebuah benda pada waktu tertentu,
jika diketahui percepatannya (sekali lagi ingat bahwa percepatan tetap).
Untuk itu, persamaan percepatan yang kita turunkan di atas dapat digunakan
untuk menyatakan persamaan yang menghubungkan kecepatan pada waktu tertentu (vt),
kecepatan awal (v0) dan percepatan (a). sekarang kita
obok2 persamaan di atas…. Jika dibalik akan menjadi
ini adalah
salah satu persamaan penting dalam GLBB, untuk menentukan kecepatan benda pada
waktu tertentu apabila percepatannya diketahui. Jangan dihafal, pahami saja.
Selanjutnya,
mari kita kembangkan persamaan di atas (persamaan I GLBB) untuk mencari persamaan
yang digunakan untuk menghitung posisi benda setelah waktu t ketika benda
tersebut mengalami percepatan tetap.
Pada
pembahasan mengenai kecepatan, kita telah menurunkan persamaan kecepataan
rata-rata
Karena pada
GLBB kecepatan rata-rata bertambah secara beraturan, maka kecepatan rata-rata
akan berada di tengah-tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir;
Persamaan
ini berlaku untuk percepatan konstan dan tidak berlaku untuk gerak yang
percepatannya tidak konstan. Kita tulis kembali persamaan a :
Persamaan
ini digunakan untuk menentukan posisi suatu benda yang bergerak dengan
percepatan tetap. Jika benda mulai bergerak pada titik acuan = 0 (atau x0
= 0), maka persamaan II dapat ditulis menjadi
Sekarang
kita turunkan persamaan/rumus yang dapat digunakan apabila t (waktu) tidak
diketahui.
Sekarang
kita subtitusikan persamaan ini dengan nilai t pada persamaan c
Terdapat
empat persamaan yang menghubungkan posisi, kecepatan, percepatan dan waktu,
jika percepatan (a) konstan, antara lain :
Persamaan di
atas tidak berlaku jika percepatan tidak konstan/tetap. Ingat bahwa x
menyatakan posisi/kedudukan, bukan jarak dan ( x – x0 )
adalah perpindahan (s)
Latihan Soal
- Sebuah mobil sedang bergerak dengan kecepatan 20 m/s ke utara mengalami percepatan tetap 4 m/s2 selama 2,5 sekon. Tentukan kecepatan akhirnya
Panduan
jawaban :
Pada soal,
yang diketahui adalah kecepatan awal (v0) = 20 m/s,
percepatan (a) = 4 m/s dan waktu tempuh (t) = 2,5 sekon. Karena
yang diketahui adalah kecepatan awal, percepatan dan waktu tempuh dan yang
ditanyakan adalah kecepatan akhir, maka kita menggunakan persamaan/rumus
- Sebuah pesawat terbang mulai bergerak dan dipercepat oleh mesinnya 2 m/s2 selama 30,0 s sebelum tinggal landas. Berapa panjang lintasan yang dilalui pesawat selama itu ?
Panduan
Jawaban
Yang
diketahui adalah percepatan (a) = 2 m/s2 dan waktu tempuh 30,0 s.
wah gawat, yang diketahui Cuma dua…. Bingung, tolooooooooooooooooong dong ding
dong… pake rumus yang mana, PAKE RUMUS GAWAT DARURAT. He2……
Santai saja.
Kalau ada soal seperti itu, kamu harus pake logika juga. Ada satu hal yang
tersembunyi, yaitu kecepatan awal (v0). Sebelum bergerak,
pesawat itu pasti diam. Berarti v0 = 0.
Yang
ditanyakan pada soal itu adalah panjang lintasan yang dilalui pesawat. Tulis
dulu persamaannya (hal ini membantu kita untuk mengecek apa saja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut)
Pada soal di
atas, S0 = 0, karena pesawat bergerak dari titik acuan nol.
Karena semua telah diketahui maka kita langsung menghitung panjang lintasan
yang ditempuh pesawat
Ternyata,
panjang lintasan yang ditempuh pesawat adalah 900 m.
- sebuah mobil bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan 60 km/jam. karena ada rintangan, sopir menginjak pedal rem sehingga mobil mendapat perlambatan (percepatan yang nilainya negatif) 8 m/s2. berapa jarak yang masih ditempuh mobil setelah pengereman dilakukan ?
Panduan
jawaban
Untuk
menyelesaikan soal ini dibutuhkan ketelitian dan logika. Perhatikan bahwa yang
ditanyakan adalah jarak yang masih ditempuh setelah pengereman
dilakukan. Ini berarti setelah pengereman, mobil tersebut berhenti. dengan
demikian kecepatan akhir mobil (vt) = 0. karena kita
menghitung jarak setelah pengereman, maka kecepatan awal (v0)
mobil = 60 km/jam (dikonversi terlebih dahulu menjadi m/s, 60 km/jam =
16,67 m/s ). perlambatan (percepatan yang bernilai negatif) yang
dialami mobil = -8 m/s2. karena yang diketahui adalah vt,
vo dan a, sedangkan yang ditanyakan adalah s (t
tidak diketahui), maka kita menggunakan persamaan
Dengan
demikian, jarak yang masih ditempuh mobil setelah pengereman hingga berhenti =
17,36 meter (yang ditanyakan adalah jarak(besaran skalar))
GRAFIK GLBB
Grafik
percepatan terhadap waktu
Gerak lurus
berubah beraturan adalah gerak lurus dengan percepatan tetap. Oleh karena itu,
grafik percepatan terhadap waktu (a-t) berbentuk garis lurus horisontal, yang
sejajar dengan sumbuh t. lihat grafik a – t di bawah
Grafik
kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Percepatan Positif
Grafik kecepatan
terhadap waktu (v-t), dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama,
grafiknya berbentuk garis lurus miring ke atas melalui titik acuan O(0,0),
seperti pada gambar di bawah ini. Grafik ini berlaku apabila kecepatan awal (v0)
= 0, atau dengan kata lain benda bergerak dari keadaan diam.
Kedua, jika kecepatan awal (v0)
tidak nol, grafik v-t tetap berbentuk garis lurus miring ke atas, tetapi untuk
t = 0, grafik dimulai dari v0. lihat gambar di bawah
Nilai apa
yang diwakili oleh garis miring pada grafik tersebut ?
Pada
pelajaran matematika SMP, kita sudah belajar mengenai grafik seperti ini.
Persamaan matematis y = mx + n menghasilkan grafik y terhadap x ( y
sumbu tegak dan x sumbu datar) seperti pada gambar di bawah.
Kemiringan
grafik (gradien) yaitu tangen sudut terhadap sumbu x positif sama dengan nilai
m dalam persamaan y = n + m x.
Persamaan y
= n + mx mirip dengan persamaan kecepatan GLBB v = v0 + at. Berdasarkan
kemiripan ini, jika kemiringan grafik y – x sama dengan m, maka
kita dapat mengatakan bahwa kemiringan grafik v-t sama dengan a.
Jadi
kemiringan pada grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) menyatakan nilai
percepatan (a).
Grafik
kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Perlambatan (Percepatan Negatif)
perlambatan
atau percepatan negatif menyebabkan berkurangnya kecepatan. Contoh grafik
kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk percepatan negatif dapat anda lihat pada
gambar di bawah ini.
Grafik
Kedudukan Terhadap Waktu (x-t)
Persamaan
kedudukan suatu benda pada GLBB telah kita turunkan pada awal pokok bahasan
ini, yakni
Kedudukan (x)
merupakan fungsi kuadrat dalam t. dengan demikian, grafik x – t berbentuk
parabola. Untuk nilai percepatan positif (a > 0), grafik x – t berbentuk
parabola terbuka ke atas, sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.
Apabila
percepatan bernilai negatif (a < 0), di mana benda mengalami perlambatan,
grafik x – t akan berbentuk parabola terbuka ke bawah.
Pertanyaan :
Apakah yang
dimaksud dengan ini???
1. x(t ) =
4t3 + 8t² + 6t – 5
a. Berapa kecepatan rata-rata pada t0.5 dan
t 2.5
b. Berapa kecepatan sesaat pada t 2
b. Berapa percepatannya ratanya,?
a. Berapa kecepatan rata-rata pada t0.5 dan
t 2.5
b. Berapa kecepatan sesaat pada t 2
b. Berapa percepatannya ratanya,?
Jawaban :
a)
Kecepatan rata-rata pada t = 0,5 dan t = 2,5
t1
= 0,5 dan t2 = 2,5
x1
= 4t3 + 8t² + 6t – 5
= 4(0,5)3
+ 8(0,5)² + 6(0,5) – 5
= 4(0,125) +
8(0,25) + 6(0,5) – 5
= 0,5 + 2 +
3 – 5
= 0,5
x2
= 4t3 + 8t² + 6t – 5
= 4(2,5)3
+ 8(2,5)² + 6(2,5) – 5
= 4(15,625)
+ 8(6,25) + 6(2,5) – 5
= 62,5 + 50
+ 15 – 5
= 122,5
b)
Kecepatan sesaat pada t = 2
v = 3(4t2)
+ 2(8t) + 6
v = 12t2
+ 16t + 6
v = 12 (2)2
+ 16(2) + 6
v = 48 + 32
+ 6
v = 86
Kecepatan
sesaat pada t = 2 adalah 86
c)
Berapa percepatan rata-ratanya ?
v1
= 12t12 + 16t1 + 6
v2
= 12t22 + 16t2 + 6
Pertanyaannya,
t1 dan t2 berapa ?
Masukan saja
nilai t1 dan t2 ke dalam persamaan v1 dan v2.
Setelah itu cari arata-rata.
lurus berubah beraturan (GLBB) diartikan sebagai gerak benda
dalam lintasan lurus dengan percepatan tetap. Yang dimaksudkan dengan
percepatan tetap adalah perubahan kecepatan gerak benda yang berlangsung secara
tetap dari waktu ke waktu. Mula-mula dari keadaan diam, benda mulai bergerak,
semakin lama semakin cepat dan kecepatan gerak benda tersebut berubah secara
teratur. Perubahan kecepatan bisa berarti tejadi pertambahan kecepatan atau
pengurangan kecepatan. Pengurangan kecepatan terjadi apabila benda akan
berhenti. dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap. Pada pembahasan ini
kita tidak menggunakan istilah perlambatan untuk benda yang mengalami
pengurangan kecepatan secara teratur. Kita tetap menamakannya percepatan, hanya
nilainya negatif. Jadi perlambatan sama dengan percepatan yang bernilai negatif.
Dalam
kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak lurus
berubah beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik
ketika hendak bergerak dari keadaan diam maupun ketika hendak berhenti.
walaupun demikian, banyak situasi praktis terjadi ketika percepatan
konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah
terhadap waktu (ingat bahwa yang dimaksudkan di sini adalah percepatan
tetap, bukan kecepatan tetap. Beda lho….).
Penurunan
Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Rumus dalam
fisika sangat membantu kita dalam menjelaskan konsep fisika secara singkat dan
praktis. Jadi cobalah untuk mencintai rumus, he2…. Dalam fisika, anda tidak
boleh menghafal rumus. Pahami saja konsepnya, maka anda akan mengetahui dan
memahami cara penurunan rumus tersebut. Hafal rumus akan membuat kita cepat
lupa dan sulit menyelesaikan soal yang bervariasi….
Sekarang
kita coba menurunkan rumus-rumus dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
Pahami perlahan-lahan ya….
Pada
penjelasan di atas, telah disebutkan bahwa dalam GLBB, percepatan benda tetap
atau konstan alias tidak berubah. (kalau di GLB, yang tetap adalah kecepatan). Nah, kalau percepatan benda tersebut
tetap sejak awal benda tersebut bergerak, maka kita bisa mengatakan bahwa
percepatan sesaat dan percepatan rata-ratanya sama. Bisa ya ? ingat bahwa
percepatan benda tersebut tetap setiap saat, dengan demikian percepatan
sesaatnya tetap. Percepatan rata-rata sama dengan percepatan sesaat karena baik
percepatan awal maupun percepatan akhirnya sama, di mana selisih antara
percepatan awal dan akhir sama dengan nol.
Jika sudah
paham, sekarang kita mulai menurunkan rumus-rumus alias persamaan-persamaan.
Pada
pembahasan mengenai percepatan, kita telah menurunkan persamaan/rumus
percepatan rata-rata, di mana
t0 adalah waktu awal ketika benda
hendak bergerak, t adalah waktu akhir. Karena pada saat t0
benda belum bergerak maka kita bisa mengatakan t0 (waktu
awal) = 0. Nah sekarang persamaan berubah menjadi :
Satu masalah
umum dalam GLBB adalah menentukan kecepatan sebuah benda pada waktu tertentu,
jika diketahui percepatannya (sekali lagi ingat bahwa percepatan tetap).
Untuk itu, persamaan percepatan yang kita turunkan di atas dapat digunakan
untuk menyatakan persamaan yang menghubungkan kecepatan pada waktu tertentu (vt),
kecepatan awal (v0) dan percepatan (a). sekarang kita
obok2 persamaan di atas…. Jika dibalik akan menjadi
ini adalah
salah satu persamaan penting dalam GLBB, untuk menentukan kecepatan benda pada
waktu tertentu apabila percepatannya diketahui. Jangan dihafal, pahami saja.
Selanjutnya,
mari kita kembangkan persamaan di atas (persamaan I GLBB) untuk mencari persamaan
yang digunakan untuk menghitung posisi benda setelah waktu t ketika benda
tersebut mengalami percepatan tetap.
Pada
pembahasan mengenai kecepatan, kita telah menurunkan persamaan kecepataan
rata-rata
Karena pada
GLBB kecepatan rata-rata bertambah secara beraturan, maka kecepatan rata-rata
akan berada di tengah-tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir;
Persamaan
ini berlaku untuk percepatan konstan dan tidak berlaku untuk gerak yang
percepatannya tidak konstan. Kita tulis kembali persamaan a :
Persamaan
ini digunakan untuk menentukan posisi suatu benda yang bergerak dengan
percepatan tetap. Jika benda mulai bergerak pada titik acuan = 0 (atau x0
= 0), maka persamaan II dapat ditulis menjadi
Sekarang
kita turunkan persamaan/rumus yang dapat digunakan apabila t (waktu) tidak
diketahui.
Sekarang
kita subtitusikan persamaan ini dengan nilai t pada persamaan c
Terdapat
empat persamaan yang menghubungkan posisi, kecepatan, percepatan dan waktu,
jika percepatan (a) konstan, antara lain :
Persamaan di
atas tidak berlaku jika percepatan tidak konstan/tetap. Ingat bahwa x
menyatakan posisi/kedudukan, bukan jarak dan ( x – x0 )
adalah perpindahan (s)
Latihan Soal
- Sebuah mobil sedang bergerak dengan kecepatan 20 m/s ke utara mengalami percepatan tetap 4 m/s2 selama 2,5 sekon. Tentukan kecepatan akhirnya
Panduan
jawaban :
Pada soal,
yang diketahui adalah kecepatan awal (v0) = 20 m/s,
percepatan (a) = 4 m/s dan waktu tempuh (t) = 2,5 sekon. Karena
yang diketahui adalah kecepatan awal, percepatan dan waktu tempuh dan yang
ditanyakan adalah kecepatan akhir, maka kita menggunakan persamaan/rumus
- Sebuah pesawat terbang mulai bergerak dan dipercepat oleh mesinnya 2 m/s2 selama 30,0 s sebelum tinggal landas. Berapa panjang lintasan yang dilalui pesawat selama itu ?
Panduan
Jawaban
Yang
diketahui adalah percepatan (a) = 2 m/s2 dan waktu tempuh 30,0 s.
wah gawat, yang diketahui Cuma dua…. Bingung, tolooooooooooooooooong dong ding
dong… pake rumus yang mana, PAKE RUMUS GAWAT DARURAT. He2……
Santai saja.
Kalau ada soal seperti itu, kamu harus pake logika juga. Ada satu hal yang
tersembunyi, yaitu kecepatan awal (v0). Sebelum bergerak,
pesawat itu pasti diam. Berarti v0 = 0.
Yang
ditanyakan pada soal itu adalah panjang lintasan yang dilalui pesawat. Tulis
dulu persamaannya (hal ini membantu kita untuk mengecek apa saja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut)
Pada soal di
atas, S0 = 0, karena pesawat bergerak dari titik acuan nol.
Karena semua telah diketahui maka kita langsung menghitung panjang lintasan
yang ditempuh pesawat
Ternyata,
panjang lintasan yang ditempuh pesawat adalah 900 m.
- sebuah mobil bergerak pada lintasan lurus dengan kecepatan 60 km/jam. karena ada rintangan, sopir menginjak pedal rem sehingga mobil mendapat perlambatan (percepatan yang nilainya negatif) 8 m/s2. berapa jarak yang masih ditempuh mobil setelah pengereman dilakukan ?
Panduan
jawaban
Untuk
menyelesaikan soal ini dibutuhkan ketelitian dan logika. Perhatikan bahwa yang
ditanyakan adalah jarak yang masih ditempuh setelah pengereman
dilakukan. Ini berarti setelah pengereman, mobil tersebut berhenti. dengan
demikian kecepatan akhir mobil (vt) = 0. karena kita
menghitung jarak setelah pengereman, maka kecepatan awal (v0)
mobil = 60 km/jam (dikonversi terlebih dahulu menjadi m/s, 60 km/jam =
16,67 m/s ). perlambatan (percepatan yang bernilai negatif) yang
dialami mobil = -8 m/s2. karena yang diketahui adalah vt,
vo dan a, sedangkan yang ditanyakan adalah s (t
tidak diketahui), maka kita menggunakan persamaan
Dengan
demikian, jarak yang masih ditempuh mobil setelah pengereman hingga berhenti =
17,36 meter (yang ditanyakan adalah jarak(besaran skalar))
GRAFIK GLBB
Grafik
percepatan terhadap waktu
Gerak lurus
berubah beraturan adalah gerak lurus dengan percepatan tetap. Oleh karena itu,
grafik percepatan terhadap waktu (a-t) berbentuk garis lurus horisontal, yang
sejajar dengan sumbuh t. lihat grafik a – t di bawah
Grafik
kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Percepatan Positif
Grafik kecepatan
terhadap waktu (v-t), dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Pertama,
grafiknya berbentuk garis lurus miring ke atas melalui titik acuan O(0,0),
seperti pada gambar di bawah ini. Grafik ini berlaku apabila kecepatan awal (v0)
= 0, atau dengan kata lain benda bergerak dari keadaan diam.
Kedua, jika kecepatan awal (v0)
tidak nol, grafik v-t tetap berbentuk garis lurus miring ke atas, tetapi untuk
t = 0, grafik dimulai dari v0. lihat gambar di bawah
Nilai apa
yang diwakili oleh garis miring pada grafik tersebut ?
Pada
pelajaran matematika SMP, kita sudah belajar mengenai grafik seperti ini.
Persamaan matematis y = mx + n menghasilkan grafik y terhadap x ( y
sumbu tegak dan x sumbu datar) seperti pada gambar di bawah.
Kemiringan
grafik (gradien) yaitu tangen sudut terhadap sumbu x positif sama dengan nilai
m dalam persamaan y = n + m x.
Persamaan y
= n + mx mirip dengan persamaan kecepatan GLBB v = v0 + at. Berdasarkan
kemiripan ini, jika kemiringan grafik y – x sama dengan m, maka
kita dapat mengatakan bahwa kemiringan grafik v-t sama dengan a.
Jadi
kemiringan pada grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) menyatakan nilai
percepatan (a).
Grafik
kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk Perlambatan (Percepatan Negatif)
perlambatan
atau percepatan negatif menyebabkan berkurangnya kecepatan. Contoh grafik
kecepatan terhadap waktu (v-t) untuk percepatan negatif dapat anda lihat pada
gambar di bawah ini.
Grafik
Kedudukan Terhadap Waktu (x-t)
Persamaan
kedudukan suatu benda pada GLBB telah kita turunkan pada awal pokok bahasan
ini, yakni
Kedudukan (x)
merupakan fungsi kuadrat dalam t. dengan demikian, grafik x – t berbentuk
parabola. Untuk nilai percepatan positif (a > 0), grafik x – t berbentuk
parabola terbuka ke atas, sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini.
Apabila
percepatan bernilai negatif (a < 0), di mana benda mengalami perlambatan,
grafik x – t akan berbentuk parabola terbuka ke bawah.
Pertanyaan :
Apakah yang
dimaksud dengan ini???
1. x(t ) =
4t3 + 8t² + 6t – 5
a. Berapa kecepatan rata-rata pada t0.5 dan
t 2.5
b. Berapa kecepatan sesaat pada t 2
b. Berapa percepatannya ratanya,?
a. Berapa kecepatan rata-rata pada t0.5 dan
t 2.5
b. Berapa kecepatan sesaat pada t 2
b. Berapa percepatannya ratanya,?
Jawaban :
a)
Kecepatan rata-rata pada t = 0,5 dan t = 2,5
t1
= 0,5 dan t2 = 2,5
x1
= 4t3 + 8t² + 6t – 5
= 4(0,5)3
+ 8(0,5)² + 6(0,5) – 5
= 4(0,125) +
8(0,25) + 6(0,5) – 5
= 0,5 + 2 +
3 – 5
= 0,5
x2
= 4t3 + 8t² + 6t – 5
= 4(2,5)3
+ 8(2,5)² + 6(2,5) – 5
= 4(15,625)
+ 8(6,25) + 6(2,5) – 5
= 62,5 + 50
+ 15 – 5
= 122,5
b)
Kecepatan sesaat pada t = 2
v = 3(4t2)
+ 2(8t) + 6
v = 12t2
+ 16t + 6
v = 12 (2)2
+ 16(2) + 6
v = 48 + 32
+ 6
v = 86
Kecepatan
sesaat pada t = 2 adalah 86
c)
Berapa percepatan rata-ratanya ?
v1
= 12t12 + 16t1 + 6
v2
= 12t22 + 16t2 + 6
Pertanyaannya,
t1 dan t2 berapa ?
Masukan saja
nilai t1 dan t2 ke dalam persamaan v1 dan v2.
Setelah itu cari arata-rata.
Langganan:
Postingan (Atom)